Halooo para soaplovers....
Apabila Anda adalah seorang soapmaker atau pengrajin sabun tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah saponifikasi atau penyabunan. Soapmaker pemula mungkin akan terkagum-kagum melihat minyak atau lemak yang direaksikan dengan larutan alkali bisa berubah menjadi sabun. "Minyak berubah menjadi sabun? Wow!." Kebanyakan orang awam juga akan terheran. Bagaimana tidak, sabun yang digunakan untuk membersihkan lemak dari permukaan benda tertentu justru terbuat dari minyak itu sendiri. Contoh sederhananya, muka yang berminyak akan menjadi bersih kesat dengan sabun muka. Nah lho?..... Daripada bingung, mari simak artikel berikut.
|
soap bar |
Pengertian
Saponifikasi
Saponifikasi adalah reaksi pembentukan
sabun, yang biasanya dengan bahan awal lemak dan basa. Nama lain reaksi
saponifikasi adalah reaksi penyabunan. Dalam pengertian teknis, reaksi
saponifikasi melibatkan basa (soda kaustik NaOH) yang menghidrolisis trigliserida. Trigliserida dapat berupa
ester asam lemak membentuk garam karboksilat.
Saponifikasi Trigliserida
Minyak sayuran dan lemak hewani
merupakan bahan utama untuk reaksi saponifikasi. Trigliserida dapat diubah
menjadi sabun dalam proses satu atau dua tahap. Pada proses satu tahap,
trigliserida diperlakukan dengan basa kuat yang akan memutus ikatan ester dan
menghasilkan garam asam lemak dan gliserol. Proses ini digunakan dalam industri
gliserol. Dengan cara ini, sabun juga dihasilkan dengan cara pengendapan.
Peristiwa ini disebut dengan salting out oleh NaCl jenuh.
Angka Penyabunan
Dalam reaksi saponifikasi, dikenal
dengan angka saponifikasi atau angka penyabunan. Angka penyabunan adalah jumlah
basa yang diperlukan untuk dapat melangsungkan saponifikasi terhadap sampel
lemak.
Mulai sekarang jangan heran ya kalau
sabun pembersih minyak justru dibuat dari minyak. :)
Title: Pengertian Reaksi Saponifikasi; Written by Unknown; Rating: 5 dari 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar